Motto

Dari seorang ibu untuk dibagi ke dan dikomentari oleh semua pemerhati anak...

Minggu, 14 Oktober 2007

Orangtua Bijak akan Mencetak Anak-Anak Baik

Hallo rekan-rekan bloggers dan pembaca yang budiman,

Perkenalkan, nama saya Yusi Elsiano, sementara ini berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga, memiliki sepasang anak dan seorang suami, seorang dosen di sebuah PTN di Bandung. Saya hobi membaca buku dan saat ini sedang belajar menulis, atas motivasi dan bantuan suami, keluarga, dan rekan-rekan sesama orangtua siswa.


Ini adalah posting blog kami (saya bersama suami) yang pertama. Saya akan banyak menulis mengenai:

  • peran orangtua dalam mencetak anak yang baik, cerdas, mandiri, kreatif, santun, jujur, dan bertanggung jawab.
  • tip dan trik bagi orang tua dalam memaksimalkan potensi kecerdasan majemuk anak (multiple intelligence)
  • berbagi (sharing) pengalaman dengan pembaca lain dalam menangani berbagai masalah anak.


Blog ini akan saya jadikan sebagai tulisan naratif saya dan keluarga, sebagai pelengkap tulisan yang ditujukan untuk aplikasi di ponsel, terutama ponsel BREW yang akan segera diluncurkan oleh Mobile-8.


Saya akan mulai dengan tulisan ringkas.


Seorang anak adalah ibarat sebuah kertas kosong. Kertas ini tentunya memiliki karakter bawaan yang tidak sama persis dengan kertas lainnya. Demikian pula dengan seorang anak. Dia dilahirkan dengan kemampuan nyaris nihil, tetapi memiliki karakter unik. Lingkungan, termasuk orangtua yang merupakan lingkungan terdekat dan punya potensi mempengaruhi yang sangat tinggi, akan membuatnya menjadi seseorang yang biasa-biasa saja, di bawah rata-rata, atau luar biasa dan unggul. Jika orangtuanya tidak banyak berperan dalam membentuk, lingkungan terdekat berikutnya yang akan.


Dari sisi dinamika pertumbuhan, anak juga ibarat sebuah bibit tanaman. Si bibit ini akan tumbuh dengan baik sesuai harapan pemiliknya jika zat hara yang diperlukan tersedia dengan cukup dan berbagai gangguan selama pertumbuhannya dapat dihindarkan. Sebaliknya, jika si bibit ini dibiarkan saja tumbuh liar dan diganggu serta dipengaruhi berbagai tanaman dan hewan pengganggu lain, tidak usahlah berharap bahwa bibit ini tumbuh subur menjadi pohon besar yang berbunga dan berbuah ranum, memberikan manfaat yang maksimal ke sekelilingnya. Siapa menanam, dia menuai. Demikian pula dengan seorang anak.


Sampai di sini dulu untuk yang pertama, waktu sudah lewat tengah malam.


Wassalam,

Yusi Elsiano

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Selamat atas dimulainya perjuangan di dunia maya!

Semoga sebanyak mungkin pihak mendapat manfaat dari kerja keras yang dilakukan.

Terima kasih,
Bapana Fahma-Hania

Anonim mengatakan...

Salam,
Terimakasih, semoga artikel saya dapat memberikan manfaat kepada semua pembaca.

Yusi Rosmansyah Elsiano mengatakan...

Semoga bermanfaat...